1. Dzikrul Maut (mengingat mati)
Dzikrul maut pada dasarnya melatih jiwa untuk terus mengenal dan merasa diawasi oleh Allah. Peristiwa kematian baginya bukan sesuatu yang menakutkan, bukan juga merupakan keberakhiran hidup seseorang tanpa mendapat balasan. Baginya peristiwa kematian merupakan pertemuan hamba dengan penciptanya. Agar ia dapat bertemu dengan penciptanya dalam kebahagiaan maka ia perlu menyiapkan sebaik-baiknya bekal. Dengan persiapan inilah diharapkan kelak bila saatnya tiba ia akan menghadap Rabbnya dengan keridhaan dari Rabbnya sehingga bahagia di sisi Allah selamanya.
2. Memahami Makna Hidup dan Mati
Sesungguhnya manusia hidup bukan hanya di dunia saja, tetapi telah menjalani kehidupan lain sebelum ke dunia dan akan menjalani kehidupan lainnya lagi setelah di dunia.
Berikut ini tahapan-tahapan kehidupan manusia:
a. Alam ruh
b. alam rahim
c. Alam dunia
d.alam kubur
e. alam akhirat
3. Menyadari Pentingnya Umur dan Waktu
Sebagian dari kita masih sering mensia-siakan waktu yang kita miliki selama hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mungkin sebagian dari kita ada yang berpikir, nanti saja, kalau sudah menjelang tua baru memperbaiki ibadah kepada Allah. Biasanya orang menunda amal kebaikan karena lebih mengutamakan dunia dan tidak mementingkan akhirat. Contohnya, karena kesibukan segala aktivitas urusan dunia, seseorang jadi sering menunda-nunda kewajiban amal ibadah atau amal kebaikan.
Padahal hal ini sangat salah, karena kita tidak pernah tahu, sampai kapan kita akan hidup di dunia ini. Kita tidak bisa memastikan bahwa kita akan dapat hidup sampai tua nanti. Bisa saja kematian mendatangi kita di saat kita masih muda belia. Lalu mengapa kita harus menunda-nunda amal ibadah dan kebaikan?
Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur. Dan waktu yang kita jalani hidup di dunia ini, sebenarnya sangat singkat, karena itu sangat ruginya kita apabila kita menjalaninya dengan sesuatu yang tidak berharga. Kita sia-sia kan waktu dan kesempatan hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak membawa kemaslahatan dunia akhirat kita.
4. Menyiapkan Bekal untuk Akhirat
Jika kita renungkan lebih mendalam lagi, apakah semua yang kita punyai di dunia ini, yang selalu kita kumpulkan setiap waktu, adalah benar-benar bekal persiapan kita untuk menuju akhirat? Sudahkah kita berupaya untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kepentingan kita di akhirat kelak? Ataukah kita hanya sibuk menumpuk-numpuk sesuatu yang sangat kita butuhkan di dunia namun sama sekali tak berguna di akhirat nanti? Ataukah sesuatu yang kita kumpulkan itu hanya seperti plasenta? yang sedemikian berharganya manakala masih di alam rahim, tapi segera tak berguna untuk diri sendiri ketika sudah sampai alam dunia.