Dari beberapa ayat Al-Qur’an, dapat diketahui ada empat tingkatan rezeki makhluk, yaitu:
1. Rezeki yang dijamin oleh Allah.
Allah berfirman, ““Tidak suatu binatang pun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6).
Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, dan minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
Kita tidak pernah melihat cicak mati kelaparan. Padalah, rezekinya adalah nyamuk yang bisa terbang ke mana-mana. Kita juga sering melihat orang gila di jalan-jalan yang tidak pernah kelaparan. Inilah tinggakatan rezeki yang pertama, semua makhluk dijamin Allah rezekinya.
2. Rezeki orang yang berusaha.
Allah berfirman, “Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).
Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang kita usahakan. Jika kita bekerja dua jam, hasil yang kita dapatkan adalah gaji dua jam. Jika kita kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, maka kita akan mendapatkan lebih banyak. Tidak pandang apakah dia itu muslim atau kafir.
3. Rezeki orang yang pandai bersyukur.
Al-Qur’an menyebutkan, “… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Inilah rezeki orang yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah. Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera, dan tenteram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah selalu memberikan tambahan.
4. Rezeki orang yang bertakwa dan bertawakal kepada Allah.
Al-Qur’an menyebutkan, “….Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq: 2-3).
Banyak kita temukan orang yang secara ekonomi pas-pasan, tapi ia bisa berangkat haji dan umroh. Kisah nyata seperti ini tidak sedikit. Di Kudus misalnya, ada seorang ibu yang profesinya sebagai tukang pijat, bisa naik haji. Padahal, dilihat dari profesinya mungkin akal kita akan mengatakan mana cukup. Tapi inilah tingkatan yang keempat, yaitu rezeki orang yang bertakwa dan bertawakkal kepada Allah.
—
Mau tahu lebih banyak tentang rezeki? Baca buku “DIKEJAR REZEKI DARI SEDEKAH” Karya Ust. Fahrur Mu’is M,Ag (Author, Entrepreneur & Trainer Agar Shalat Tak Sia-sia)